
portalbenuaetam.com, Samarinda — Dalam kunjungan mendadak pascakebakaran di RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS), Komisi IV DPRD Kalimantan Timur tidak hanya menyoroti aspek keamanan gedung, namun juga memperhatikan efektivitas layanan rumah sakit terhadap masyarakat. Salah satu masalah utama yang mendapat perhatian adalah antrean panjang pasien, terutama dalam pengambilan obat di bagian farmasi.
Menurut Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya, kondisi antrean yang panjang kerap membuat pasien kelelahan dan memperlambat proses pemulihan.
“Kami menerima banyak keluhan dari masyarakat soal lamanya waktu tunggu pengambilan obat. Ini harus menjadi perhatian serius,” ujarnya.
Dalam sidak tersebut, Andi dan anggota Komisi IV mengusulkan agar RSUD AWS mengembangkan sistem kurir obat internal. Sistem ini memungkinkan obat langsung diantarkan ke ruang rawat atau ruang tunggu pasien tanpa harus mengantre secara fisik di loket farmasi.
“Inovasi seperti kurir obat bisa memangkas waktu, mengurangi kerumunan, dan meningkatkan kenyamanan pasien. Ini bentuk pelayanan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat,” tambah Andi.
Usulan ini mendapat sambutan positif dari manajemen RSUD AWS dan akan dikaji lebih lanjut untuk diimplementasikan secara bertahap.
Komisi IV berjanji untuk terus memantau pelaksanaan inovasi layanan tersebut demi mewujudkan rumah sakit publik yang modern, efisien, dan ramah pasien.