
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati mengaku prihatin, terkait masih abainya sejumlah sekolah terkait keberadaan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang masih tergolong minim.
Puji mengatakan, minimnya UKS tak hanya terjadi di daerah pinggiran. Bahkan di Samarinda pun, kata Puji masih ada sekolah yang belum memiliki UKS yang representatif.
“Seperti di Samarinda juga banyak yang UKS-nya minim. Tidak memenuhi kriteria. Ruang UKS juga pakai ruang sisa, seolah-olah nomor sekian. Padahal ini penting,” kata Puji.
Ia menilai, masih ada guru yang belum memahami tentang manfaat dari UKS yang merupakan pelayanan dasar penting. Padahal, salah satu syarat sekolah sehat haruslah memiliki UKS
Ia menegaskan keberadaan UKS tak bisa diabaikan.
“UKS itu penting dimiliki sekolah. Sebab kan siswa itu jauh dari rumahnya dan kalau terjadi apa-apa, pertolongan pertama ada di UKS,” ungkapnya.
Apalagi, UKS di sekolah biasanya juga menjalin kerja sama dengan puskesmas yang berada di wilayahnya. Maka, tenaga kesehatan seperti dokter sewaktu-waktu bisa dipanggil atau misalnya, dokter sudah terjadwal untuk datang ke sekolah terkait sekali dalam seminggu.
“Itu bisa dilakukan antara kerja sama sekolah dengan puskesmas. Jadi dokter sewaktu-waktu bisa dipanggil atau di waktu tertentu kalau sudah kerja sama,” ungkapnya.
Menurut Puji, jika UKS ditangani secara intens di sekolah, maka UKS juga bisa dimanfaatkan sebagai rujukan pertolongan pertama bagi warga sekitar. Hal tersebut bukan masalah sama sekali.
“Apalagi di UKS kan sudah ada edukasi seputar kesehatan juga. Mulai anjuran cuci tangan, makan sehat, minum susu, 1000 hari kehidupan bayi. Intinya yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat,” tambahnya.
Kendati bisa menjadi rujukan pertolongan pertama warga sekitar, maka jam beroperasi UKS juga harus menyesuaikan dengan jam pembelajaran di sekolah. Warga pun diimbau untuk mengikuti itu.