
portalbenuaetam.com – Anggota DPRD Kalimantan Timur, Sigit Wibowo, menyerukan perlunya modernisasi pembangunan di sektor pertanian, khususnya dalam pengolahan padi. Ia menekankan bahwa saatnya bagi Pemerintah Provinsi Kaltim untuk mengurangi ketergantungan pada beras yang dipasok dari luar daerah.
“Ketergantungan pada beras dari luar sangat riskan. Modernisasi pengolahan sawah harus dioptimalkan dan mendapat perhatian serius,” ujar Sigit dalam pernyataannya pada Jumat (1/11/2024). Menurut data, Kaltim memiliki luas lahan baku sawah sekitar 41.406 hektar, tetapi masih tertinggal dari provinsi lain.
Tiga kabupaten di Kaltim yang memberikan kontribusi terbesar dalam panen padi pada 2023 adalah Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, dan Paser. Sigit mengidentifikasi masalah dalam penurunan produksi beras yang bukan hanya disebabkan oleh berkurangnya luas lahan, tetapi juga karena minimnya modernisasi dan penggunaan teknologi dalam pertanian.
“Banyak petani masih menggunakan alat manual. Sementara itu, negara-negara penghasil beras lainnya sudah menggunakan teknologi modern yang lebih efisien,” katanya. Ia mencontohkan petani di Vietnam yang berhasil berproduksi dengan alat yang canggih.
Sigit berharap bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dapat menjadi peluang untuk pengembangan sektor pertanian di Kaltim. “IKN bisa membawa investasi ke sektor ini dan mendorong pengembangan teknologi pertanian modern,” tambahnya. Namun, ia mengingatkan bahwa pengembangan ini memerlukan komitmen dan waktu.
Pemerintah pusat diminta untuk memberikan dukungan lebih, termasuk insentif dan pembangunan infrastruktur pertanian. “Dengan kebijakan yang tepat dari pemerintah daerah, saya yakin sektor pertanian di Kaltim dapat berkembang dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,” tutupnya. (adv)
– Arif Pratama