Dinas Kehutanan Kaltim perkuat peran kelompok tani hutan untuk mendukung Asta Cita kedaulatan pangan

portalbenuaetam.com, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui jalur pendidikan formal maupun non-formal, serta berbagai pelatihan keterampilan, guna mengurangi angka kemiskinan.

“Meski jumlah penduduk miskin di Kukar sudah menurun, namun usaha untuk terus menekan tingkat kemiskinan tetap harus dilanjutkan,” ujar Bupati Kukar Aulia Rahman Basri saat membuka acara Kemah Cinta Alam Indonesia di Pondok Pesantren Baitul Izza, Tenggarong, pada Kamis.

Ia menjelaskan, pada tahun 2023 jumlah penduduk miskin di Kukar tercatat sebanyak 60.857 orang dan menurun menjadi 59.000 orang pada tahun 2024. Penurunan ini diupayakan dengan berbagai strategi.

“Untuk kalangan pelajar dan mahasiswa, disediakan seragam gratis serta program beasiswa. Sementara untuk masyarakat umum, tersedia program Kukar Siap Kerja,” katanya.

Melalui program beasiswa dan pelatihan dalam program Kukar Siap Kerja, warga diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan kompetensi dan mengurangi kemiskinan.

Dalam program tersebut, warga yang ingin menjadi operator alat berat akan difasilitasi untuk mengikuti pelatihan, begitu juga bagi yang ingin menjadi tukang las, mekanik, atau profesional di bidang lainnya akan diberikan pelatihan khusus.

“Perempuan yang berminat membuka usaha seperti salon akan mendapat pelatihan kecantikan, sementara yang tertarik di bidang kuliner akan dilatih tata boga. Dengan begitu, generasi muda Kukar akan menjadi pribadi terampil dan berdaya saing tinggi,” jelasnya.

Pelatihan-pelatihan ini dilaksanakan oleh berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) sesuai kewenangan masing-masing, dengan Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Distransnaker) Kukar sebagai pelaksana pelatihan terbanyak.

Contohnya, dalam dua bulan terakhir, Distransnaker Kukar menyelenggarakan pelatihan keahlian pengelasan (Welder 3G) bekerja sama dengan LPK Global Persada Institute, yang dilanjutkan dengan sertifikasi dari BNSP, menyesuaikan dengan kebutuhan industri migas dan konstruksi.

“Pendapatan daerah dari sektor ekstraktif seperti batu bara dan migas terus menurun dari tahun ke tahun, sehingga Kukar mulai beralih ke sektor non-ekstraktif dengan cara meningkatkan kemampuan masyarakat,” tutupnya.

Array

Berita Terkait